Minggu, 23 Juni 2013

Makalah Manajemen Operasional tentang usaha kerupuk


MANAJEMEN OPERASIONAL
Sistem Produksi pada Usaha “Kerupuk pada Suka

Kelompok 1

1.     Nur Khalimah              2011.12.8153
2.     Rezky Rahmida            2011.12.8285
3.     Agustina Susanti          2011.12.8238
4.     Joko Prasetyo Amilanto 2011.12.8242
5.     Welly Sanopy               2011.12.8140
6.     Irhamna                        2011.12.8277
stienas.jpg



SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NASIONAL (STIENAS)
BANJARMASIN
2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Kerupuk pada Suka”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan tugas makalah manajemen operasional ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang bekerja keras untuk melengkapi bahan makalah dan juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada pembaca dari hasil pembuatan makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Banjarmasin,   Juni 2013

         Penyusun



i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar................................................................................................................         i
Daftar Isi..........................................................................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................        1
A.    Latar Belakang.....................................................................................................        1
B.     Tinjauan Pustaka..................................................................................................        2
C.     Rumusan Masalah................................................................................................        2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................        3
A.    Perencanaan Sistem Produksi..............................................................................        3
1.      Perencanaan Produk................................................................................        3
2.      Perencanaan Lokasi Usaha atau Pabrik...................................................        4
3.      Perencanaan Letak Fasilitas Produksi......................................................        4
4.      Perencanaan Lingkungan Kerja...............................................................        5
5.      Perencanaan Standar Produksi................................................................        5
B.     Sistem Pengendalian Produksi.............................................................................        6
1.      Pengendalian Proses Produksi.................................................................        6
2.      Pengendalian Bahan Baku.......................................................................        8
3.      Pengendalian Tenaga Kerja.....................................................................        8
4.      Pengendalian Biaya Produksi..................................................................        9
5.      Pengendalian Kualitas.............................................................................        9
6.      Pemeliharaan............................................................................................      10
C.     Sistem Informasi Produksi...................................................................................      11
1.      Struktur Organisasi..................................................................................      11
2.      Produksi atas dasar Pesanan....................................................................      11
3.      Produksi untuk Pasar...............................................................................      12
BAB III PENUTUP........................................................................................................      13
A.    Kesimpulan..........................................................................................................      13
B.     Saran....................................................................................................................      13
Daftar Pustaka.................................................................................................................      14
ii


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Suatu perusahaan didirikan tentunya disertai dengan harapan bahwa kelak di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat. Apa pun lingkup usaha yang dikelola dari perusahaan tersebut serta bagaimana pun bentuk dari perusahaan itu didirikan. Harapan yang cerah di kemudian hari merupakan salah satu dasar mengambil tindakan-tindakan yang dianggap diperlukan sekarang. Dalam pembuatan usaha baru, perusahaan-perusahaan ini mempunyai beberapa kesulitan dalam melaksanakan kegiatan operasinya, sehingga dalam perusahaan tersebut akan sangat menghambat dalam pengembangannya.
Mendirikan suatu perusahaan bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah. Namun demikian untuk memelihara dan mengembangkan perusahaan yang sudah didirikan tersebut merupakan suatu pekerjaan yang jauhlebihberat, karena akan menyangkut berbagai macam masalah yang lebih banyak dan banyaknya tantangan untuk mempertahankan konsistensi perusahaan tersebut karena masalah yang datang akan datang silih berganti. Persoalan akan selalu muncul baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan tersebut. Untuk mempertahankan perusahaan tersebut berjalan dengan konsisten, maka perusahaan tersebut sebaiknya tidak lari atau menghindar dari tiap masalah yang menimpa perusahaan tersebut. Perusahaan harus bisa menyelesaikan tiap-tiap masalah yang dihadapi oleh perusahan tersebut tidak menghindari masalah apalagi harus lari karena apabila perusahaan melakukan seperti itu maka akan berakibat fatal bagi perusahaan tersebut. Akibat yang fatal yang dimaksud adalah menumpuknya masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut yang hingga pada akhirnya perusahaan tersebut tidak dapat lagi menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Ketika masalah dalam perusahaan sudah tak dapat diatasi maka perusahaan tersebut akan menunggu waktu kebangkrutan atau penutupan dar iperusahaan itu sendiri karena tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah yang telah di hadapi perusahaan tersebut.


B.Tinjauan Pustaka
Makalah yang berjudul “Kerupuk pada Suka” ini dibuat dengan metode studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca dan menelaah pustaka serta realita dalam masalah yang dikaji yaitu tentang Sistem Produksi pada usaha mikro yang di jalankan oleh suatu perusahaan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat berdasarkan sebagai berikut :
Ø  Bagaimana perkembangan perencanaan sistem produksi pada usaha mikro “ Kerupuk pada Suka
Ø  Bagaimana sistem pengendalian produksinya
Ø  Bagaimana sistem informasi produksinya serta bagaimana proses manajemennya yang dikelola pada usaha mikro “ Kerupuk pada Suka
BAB II
PEMBAHASAN
A.PERENCANAAN SISTEM PRODUKSI
Mendirikan sebuah usaha bukan merupakan perkara yang mudah. Namun menjaga dan memelihara usaha yang kita dirikan jauh lebih berat daripada mendirikannya. Hal tersebut dikarenakan menyangkut segala macam masalah yang lebih banyak dan lebih rumit serta tantangan yang akan muncul secara silih berganti. Tantangan tersebut tidak hanya muncul dari dalam perusahaan itu sendiri melainkan juga dari luar perusahaan. Untuk mempertahankan kelangsungan usaha yang kita dirikan tersebut segala persoalan dan tantangan yang muncul harus diselesaikan dengan dan sebaik mungkin.
Sistem merupakan suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan sistem produksi merupakan gabungan dari beberapa unit atau elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi. Dan beberapa elemen tersebut antara lain adalah produk perusahaan, lokasi pabrik, letak fasilitas produksi, lingkungan kerja dari para karyawan serta standar produksi yang digunakan dalam perusahaan tersebut.
1.     Perencanaan Produk
Dalam membuat usaha pasti akan memproduksi sesuatu atau ada yang dihasilkan. Dan sebelum produksi berjalan maka rencana produksi harus dipikirkan dengan matang, karena tidak mungkin membuat atau mendirikan usaha jika tidak mengetahui produk apa yang akan diproduksi oleh perusahaan.
Usaha yang rencananya akan diproduksi adalah produksi kerupuk. Kerupuk ini pun harus mempunyai nama, merk, atau brand sehingga kerupuk ini menjadi produk yang mempunyai keunggulan dan kwalitas yang bagus.
Usaha mikroKerupuk pada Suka” ini merencanakan produknya dengan mempertimbangkan dan melihat peluang bisnis yang ada di Kalimantan Selatan, karena para konsumen yang ada di Kalimantan Selatan lebih suka makan ditemani dengan kerupuk. Maka dari itu pemilik dari usaha mikro Kerupuk pada Suka membuka usaha ini. Dan usaha ini merupakan usaha turun menurun keluarga yang awalnya di keluti oleh Kakek Sang Pemilik usaha mikro.

2.     Perencanaan Lokasi Usaha atau Pabrik
Tempat dimana proses produksi dijalankan ini seharusnya direncanakan dengan sebaik mungkin, karena kesalahan dalam peilihan lokasi usaha akan menimbulkan kerugian bagi usaha yang kita kelola. Pemilihan lokasi usaha harus menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menunjang potensi untuk mendapatkan laba yang besar.
Lokasi usaha “Kerupuk pada Suka” ini berlokasi di rumah pemilik usaha itu sendiri yaitu di Jalan Belitung Barat Gang Abadi RT.10 NO.38.
Dan tak perlu biaya yang berlebihan untuk menjual hasil produksi dikarenakan faktor tempat usaha yang ada disekitar masyarakat, karena masyarakat bisa langsung membelinya atau membelinya melalui pedagang-pedagang kecil yang dititipkan oleh sang pemilik untuk menjualkan kerupuk itu.
   
3.     Perencanaan Letak Fasilitas Produksi
Perencanaan fasilitas produksi seperti mesin, bahan baku dan lain-lainnya merupakan hal yang berpengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas dalam sebuah usaha, baik itu usaha kecil ataupun usaha tersebut berskala besar. Perencanaan leta fasilitas produksi yang teratur serta memenuhi persyaratan teknis yang baik dan sesuai prosedur akan menunjang tingkat efisiensi dan efektifitas pelaksanaan proses produksi dalam sebuah usaha yang bersangkutan.
Penataan letak fasilitas produksi Kerupuk pada Suka” sangatlah diperhatikan, karena letak usaha yang berada dalam lingkungan masyarakat dari itu letak fasilitas produksi sangat diperhatikan.
Agar tidak terjadinya gangguan dari luar dan masyarakat yang berada disekitar tempat usaha juga tidak terganggu maka dilakukan peredaman suara agar tingkat kebisingan dilingkungan tidak meningkat. Warga nyaman dengan keberadaan usaha tersebut dan pelaku usaha juga nyaman melakukan usahanya.

4.     Perencanaan Lingkungan Kerja
Dalam setiap rencana pastilah rencana itu yang baik tak ada rencana yang buruk apalagi masalah kerjaan. Dalam merencanakan lingkungan kerja pun pasti menginginkan lingkungan kerja yang baik, sehat, menyenangkan dan tidak cepat bosan, agar setiap karyawan bisa bekerja dengan nyaman dan tidak terganggu dengan hal-hal diluar pekerjaan tersebut.
Didalam produksi “Kerupuk pada Suka” lingkungan kerjanya hampir memenuhi dari semua yang diharapkankan baik antar karyawan maupun dengan sang pemilik usaha kerupuk ini. Lingkungan kerja yang harmonis, nyaman, tidak membuat karyawan jenuh dan semakin betah untuk bekerja. Fasilitas pun sudah dilengkapi dari yang tadinya tidak ada kini sudah diadakan. Kebersihan dari fasilitas itupun terjaga dengan baik hingga higenis. Dari fasilitas inilah karyawan bisa bekerja dengan nyaman dan santai.

5.     Perencanaan Standar Produksi
Standar produksi merupakan pedoman yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan proses produksi. Standar produksi memberikan data sebagai dasar untuk pengambilan keputusan-keputusan dalam berproduksi. Selain itu, standar produksi memberikan manfaat terhadap berbagai macam penghematan dalam proses produksi.
Dalam “Kerupuk pada Suka” standar produksi sudah dilakukan seperti pada kenyaman atau rasa kerupuk yang tidak pernah diubah walaupun harga bahan baku mengalami kenaikan rasa pada kerupuk pada suka ini tetap tidak berubah yang berubah cuma dari bentunya saja yang lebih kecil. Hal itu dilakukan untuk harga tetap tidak berubah walaupun harga bahan baku naik. Dan meskipun usaha ini termasuk dalam golongan usaha mikro tetapi ini tidak menjadi hambatan usaha ini memakai standar produksi.
B. SISTEM PENGENDALIAN PRODUKSI
Dalam sistem pengendalian produksi ini ada beberapa hal yang perlu dibicarakan yaitu seperti masalah pengendalian proses produksi, pengendalian bahan baku, pengendalian tenaga kerja, pengendalian biaya produksi, pengendalian kualitas serta pemeliharaan. Semua hal tersebut sangat mempengaruhi sistem pengendalian pada sebuah usaha untuk memajukan usaha yang dikelolanya.
1.     Pengendalian Proses Produksi
Dalam pengendalian proses produksi ini menyangkut beberapa masalah tentang perencanaan dan pengawasan dari proses produksi dalam sebuah usaha atau perusahaan.
Dalam usaha mikro “Kerupuk pada Suka” ini yang akan diproduksikan adalah kerupuk. Dan kerupuk yang di produksinya pun ada beberapa macam seperti :
·         kerupuk acan
·          kerupuk semprong
·          kerupuk makroni
·          kerupuk pilus
·          kerupuk putih besar
·         kerupuk putih atau orange kecil
Pembuatan kerupuk disini usahanya masih secara tradisional dan dibantu dengan karyawannya dalam proses pembuatannya. Usaha ini memproduksi sebanyak ± 1.000 bungkus setiap harinya untuk memenuhi penjualan dan untuk kepada para pedagang keliling yang tiap harinya dititipkan sang pemilik  kerupuk untuk dijual lagi ke konsumen.
Proses produksi “Kerupuk pada Suka” ini dimulai dengan pengadonan bahan baku kemudian diteruskan dengan mengolah bahan baku dengan menggunakan alat tradisional dan sedikit masih memakai bantuan karyawannya dan diakhiri dengan proses pembungkusan dan pemberian label nama kerupuknya. Dan semua kegiatan produksi itu dimulai pada pukul 08.00 - 16.00 WITA.
Disini kami akan memberikan salah satu cara pembuatan kerupuk beserta gambarnya, kerupuk yang kami ambil yaitu kerupuk putih atau orange kecil :
     https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf-QKalAoBrNKxLUPZBB-0OfoelCifHcPQcgdWuBRpCMxoZHYvvooP6oMZKQZKmliI6HlO7Qb9Zeft0gdNrGWkBObOupqXSkaYAtBiJPDnAmV0ohKv0ABDUvL6GJQnD_hM3OdEMsv1htOQ/s400/bungkus.JPG
Pertama-tama pembuatan kerupuk dimulai dari pengadonan bahan, tepung tapioca dicampurkan bumbu-bumbu seperti bawang putih, minyak ikan, garam, perenyah dan pewarna makanan,
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhX74pNxzCSdVMZ6s4Wt3MWo0Ki2Zyd88OOeKgOsPNdwS3d4D4aP97ilx1ndEEUu2BCe-11BVmItPBUklgVtyJYCiA76jNyXgFBT_0JR4aJIgLY9sr5qvewOet796UT_YDVfPLZFeeIDP9c/s400/pengadonan.JPG
Ini adonan yang tepungnya yang sudah dicampurkan dengan bahan seperti diatas.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwROVPa6YmOCVOZkPws92VzY7tC8O7zoDFWX_nkxjaPJ2lbIii0fbdBaMsDjVACnrZIFpSrL63FSIoNqEGAFHX5A5efOwBV5jyElyx_AdNIdQFAYZCW9cCTXlbf1XpP6cHtqmfvMlKgbP9/s400/kerupuk.JPG
Lalu adonan tersebut dibentuk menjadi berbentuk jarring.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiouVAZIysRa2NWTlcnLFUcRZwKr-usYLM9U4mvHUNL0oEf7RZpCmV7muM6ozWc_1vcF8bcqJ25MwUhcl8zF0slnIon2avL72SiwpkGTE0vmeEuX-VTAQoE3dnXxXKvqoEaoKtn2U21QqQu/s400/pengukusan.JPG
Kemudian  adonan yang sudah terbentuk jaring itu dimasukkan dalam tabung dan dikukus ± 10 menit saja.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAyDzo2AzA_DAVVYc47byCopho__a8aXqT5Ccb3PYuLt_mymzVzG25W2mAiFeGMbc6w7jdIQ4-X2-Awq-HlL2-RV1f65YGd9SiE6L4LYQBm0KKoOTcciS9yf_LTFD2kOKLsI__MpCsFvMs/s400/kerupuk+dijemur.JPG
Setelah itu dilakukan pencemuran untuk menghilangkan kadar air dan untuk kerupuk akan menggembang bila di goreng.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBI3wwUKt_yqWVDLJhhPwWC1ujFBQAoe2CGIs4unWudiFkoHrKCsCB-sWz-5K3uTncmVHrEpOXj3dadTN_3tHoenEGo5_3w2VbIN7sE5jF2lNsGyOB7DxCe3bJ3ES5AqRRCeEEUrPfqFNj/s400/penggoreng.JPG
Dan proses terakhir dilakukan penggorengan dan pembungkusan kerupuk itu sendiri.
2.     Pengendalian Bahan Baku
Bahan Baku merupakan unsur yang paling penting dalam proses produksi bagi suatu usaha. Tidak adanya bahan baku dapat menimbulkan terhentinya proses produksi sebuah usaha. Oleh karena itu, dalam suatu perusahaan atau jenis usaha pengendalian bahan baku merupakan hal yang penting agar usaha yang dijalankan tidak terhenti akibat kurangnya persediaan bahan baku.
Dalam usaha “Kerupuk pada Suka” ini pemilik terjun langsung dalam pembelian bahan baku dan plastik pembungkusnya. Pembelian bahan baku biasanya dilakukan 3 hari sekali atau 4  hari sekali tergantung besarnya produksi. Namun apabila laba yang dihasilkan cukup besar maka pembelian bahan baku biasanya dilakukan dalam jumlah yang banyak untuk persediaan selama 1 minggu.
Selama dalam  usaha pembuatanKerupuk pada Suka  ini berproduksi, tidak pernah mengalami kendala yang berat yang diakibatkan oleh kekurangan persedian bahan baku. Hal itu disebabkan oleh  persediaan yang cukup dan sistem pengendalian bahan baku yang cukup baik dilakukan oleh pemilik usaha agar usaha yang mereka dirikan tetap berjalan walaupun banyak persaingan bisnis yang dihadapi oleh usaha mikro “Kerupuk pada Suka”.

3.     Pengendalian Tenaga Kerja
Tenaga kerja sangat penting dalam kegiatan produksi, dan tenaga kerja langsung yang produktif akan membantu seluruh jalannya kegiatan perusahaan sehingga semua kegiatan usaha itu berjalan dengan baik dan efektif serta akan memberikan keuntungan tambahan bagi usaha itu sendiri.
Dalam pelaksanaan kegiatan produksi “Kerupuk pada Suka” ini lumayan banyak karyawan yang terlibat dalam pembuatan kerupuk. Usaha ini melibatkan 18 orang karyawan yakni pemilik usaha itu sendiri, anak dan isteri dari pemilik usaha serta di bantu 15 orang karyawannya. Dan karyawannya itu dibagi  atas dua kerjaan, untuk menggoreng ada 5 orang dan untuk menggemas atau pembungkusan ada 10  orang. Dan jika setiap karyawan bisa menggemas 1.000 kemasan dalam waktu yang telah ditentukan sang pemilik, maka akan mendapatkan gajih tambahan Rp 100.000,-. Jadi dalam usaha ini ada sistem pengendalian tenaga kerja yang baik dari pemilik usaha tersebut.

4.     Pengendalian Biaya Produksi
Biaya merupakan faktor yang sangat penting untuk direncanakan dan dikendalikan sebaik-baiknya karena jika sebuah usaha salah dalam menentukan harga maka akan berakibat pada kelangsungan usaha mereka tersebut.
Tingginya biaya produksi yang di keluarkan oleh suatu usaha akan mengakibatkan tingginya harga harga pokok penjualan produk tersebut, sehingga akan mempersulit mementukan harga jual yang sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan dan tidak terlalu tinggi bagi pembeli “Kerupuk pada Suka” ini.
Usaha “Kerupuk pada Suka” ini modal  berproduksinya  dalam 1 bulan Rp 1.000.000,-.Dan dalam usaha “Kerupuk pada Suka” ini pengendalian sangat dipertimbangkan secara matang untuk kelangsungan usaha ini berjalan lama dan agar para pembeli atau pelanggan tidak berpindah hati untuk membeli kerupuk lain kepada produksi-produksi lainnya.


5.     Pengendalian Kualitas
Menjaga kualitas produk sangat penting bagi sebuah usaha untuk meningkatkan atau bahkan mempertahankan kelangsungan sebuah usaha yang mereka dirikan. Memproduksi produk tanpa mengamati dan mempertahankan kualitas hasil produksi yang menjadi standar dalam usaha mereka, maka akan berakibat pada kelangsungan usaha mereka itu sendiri di masa yang akan datang.
Disamping dengan akan bermunculannya usaha-usaha sejenis yang mungkin menawarkan kualitas produk yang lebih baik. Maka usaha “Kerupuk pada Suka” ini sangat memperhatikan pengendalian  kualitas kerupuk, produksi kerupuk ini dari dulu tidak berubah mungkin yang hanya berubah hanya dalam kemasannya atau bungkusnya agar hasilnya produksinya memuaskan sehingga tingkat kepercayaan konsumen pada produk kerupuk ini sangat bagus atau tinggi dan tingkat penjualannya menjadi tinggi dan pembeli akhirnya tidak berpindah hati pada produksi-produksi kerupuk lainnya.
Usaha ini menetapkan harga yang cukup terjangkau oleh para konsumennya yakni Rp 1.000,- untuk kerupuk acan, kerupuk semprong, kerupuk makroni, kerupuk pilus, Rp 5.000,- untuk kerupuk putih besar  dan Rp 2500,- untuk kerupuk putih kecil.  Dan dengan penentuan harga jual produk tersebut pemilik usaha ini dapat mempertahankan usahanya selama delapan tahun tanpa kendala yang sangat mempengaruhi usaha ini.


6.     Pemeliharaan
Dalam sebuah usaha atau proses produksi, pemeliharaan merupakan hal yang penting dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan produksi. Penggunaan fasilitas produksi yang terlalu sering, jika tidak di dukung dengan sistem pemeliharaan yang baik akan mengkibatkan kerusakan atau kendala teknis pada fasilitas produksi tersebut.
Dan jika terjadi kerusakan pada fasilitas produksi yang ada pada usaha yang kita kelola maka akan mengganggu jalannya kegiatan produksi. Dan sebaliknya jika fasilitas produksi yang ada dikelola dan dipelihara dengan baik dan teratur maka akan menunjang pula pada kelancaran jalannya kegiatan produksi.
Dalam usaha “Kerupuk pada Suka ” ini sistem pemeliharaan cukup bagus, karena ada pemeliharaan khusus terhadap fasilitas produksinya secara teratur dan pemeliharaan terhadap alat-alat yang digunakan selalu dibersihkan setelah pemakaian dalam pembuatan kerupuk itu.
C. SISTEM INFORMASI PRODUKSI
Dalam kegiatan produksi sebuah usaha, semua kegiatan perusahaan tersebut merupakan kegiatan yang saling berhubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan ini akan semakin baik apabila didukung dengan sarana dan system informasi yang memadai, sehingga kesulitan dari salah satu bagian dalam perusahaan akan dapat segera diketahui oleh bagian yang lain, sehingga dapat diadakan usaha yang lebih dini untuk mengatasi kesulitan akan timbul akibat adanya gangguan pelaksanaan dari salah satu bagian dalam perusahaan tersebut.
1.     Struktur Organisasi


 






2.     Produksi  atas dasar Pesanan
Berproduksi atas dasar pesanan ini dilakukan berdasarkan pesanan yang masuk dari pelanggan. Semua informasi dari pesanan yang masuk sampai dengan pelaksanaan produksi dalam usaha ini diatur dengan sistem yang tepat, sehingga semua bagian yang terlibat dengan pesanan tersebut dapat diketahui dengan pasti dan tepat serta dalam waktu yang cepat pula.
Dalam usaha Mikro Kerupuk pada Suka” ini pemilik usaha menerapkan sistem produksi atas dasar pesanan dengan contoh  sebagai berikut :
Pembeli atau Konsumen memesan kerupuk via telephone atau datang langsung ke lokasi atau tempat pembuatan kerupuk, kemudian karyawan yang ada akan mencatat jumlah pesanan. Kemudian dilanjutkan dengan proses pengolahan kerupuk. Dan setelah kerupuk yang diolah telah selesai, kerupuk tersebut akan diantar kepada pemesan atau akan di ambil sendiri oleh pemesan tadi sesuai dengan kesepakatan antara pemesan dan karyawan pada saat proses pemesanan berlangsung.

3.     Produksi untuk Pasar
Pada usaha mikro Kerupuk pada Sukaini, pemilik usaha juga menerapkan sistem produksi  mengolah kerupuk yaitu baik terdapat pesanan maupun tidak, pemilik usaha menetapkan akan tetap melaksanakan proses produksinya. Penentuan pelaksanaan kegiatan produksi tidak akan didasarkan pada pesanan melainkan akan ditentukan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya kalau sewaktu-waktu ada pembeli yang membeli kerupuk dengan jumlah yang banyak dengan mendadak, maka kerupuk itu sudah ada ditempat pembuatan kerupuk milik Bapak Hidayattullah ini
BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Dari penjelasan dan pembahasan materi yang telah disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa Kerupuk pada Suka sudah menjalankan manajemen operasionalnya dengan  cukup baik, dengan melakukan beberapa manajemen seperti perencanaan sistem produksi, sistem pengendalian produksi dan sitem informasi produksi yang baik pula.
Usaha mikro Kerupuk pada Suka” ini juga menjual kepada para konsumennya dengan harga terjangkau yang bisa dibeli dari golongan masyarakat apapun. UsahaKerupuk pada Suka ini telah menjalankan usahanya selama Delapan tahun tanpa mengalami kendala yang sangat berarti. Baik dari segi pesaing maupun kendala dari lingkungan disekitar lokasi produksi itu berdiri.

B.  SARAN
Di era persaingan bisnis yang sangat cepat akhir-akhir ini UsahaKerupuk pada Suka  ini sangat  perlu menjaga kualitas mutu dan standar produksinya dengan baik agar pelanggan atau konsumen produk Kerupuk pada Suka ini tidak berpindah ke tempat produksi lainnya. Supaya usaha ini tetap bertahan dan terus memajukan usahanya walaupun banyak pesaing-pesaing lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

·        Manajemen Operasional 1

·        Pemilik Usaha Mikro Kerupuk pada Suka