Minggu, 23 Juni 2013
Makalah Manajemen Operasional tentang usaha kerupuk
MANAJEMEN OPERASIONAL
Sistem Produksi
pada Usaha “Kerupuk
pada Suka”
Kelompok
1
1.
Nur Khalimah 2011.12.8153
2.
Rezky
Rahmida 2011.12.8285
3.
Agustina
Susanti 2011.12.8238
4.
Joko
Prasetyo Amilanto 2011.12.8242
5.
Welly Sanopy 2011.12.8140
6.
Irhamna 2011.12.8277
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NASIONAL (STIENAS)
BANJARMASIN
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan
YME, karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul
“Kerupuk pada
Suka”. Meskipun banyak hambatan yang kami alami
dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada
dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan
tugas makalah manajemen operasional ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang bekerja keras untuk melengkapi bahan makalah dan juga
sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.
Tentunya
ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada pembaca dari hasil pembuatan makalah
ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama.
Kami
menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Banjarmasin, Juni 2013
Penyusun
i
DAFTAR
ISI
Halaman
Kata
Pengantar................................................................................................................ i
Daftar
Isi.......................................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar
Belakang..................................................................................................... 1
B. Tinjauan
Pustaka.................................................................................................. 2
C. Rumusan
Masalah................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................................... 3
A. Perencanaan
Sistem Produksi.............................................................................. 3
1. Perencanaan
Produk................................................................................ 3
2. Perencanaan
Lokasi Usaha atau Pabrik................................................... 4
3. Perencanaan
Letak Fasilitas Produksi...................................................... 4
4. Perencanaan
Lingkungan Kerja............................................................... 5
5. Perencanaan
Standar Produksi................................................................ 5
B. Sistem
Pengendalian Produksi............................................................................. 6
1. Pengendalian
Proses Produksi................................................................. 6
2. Pengendalian
Bahan Baku....................................................................... 8
3. Pengendalian
Tenaga Kerja..................................................................... 8
4. Pengendalian
Biaya Produksi.................................................................. 9
5. Pengendalian
Kualitas............................................................................. 9
6. Pemeliharaan............................................................................................ 10
C. Sistem
Informasi Produksi................................................................................... 11
1. Struktur
Organisasi.................................................................................. 11
2. Produksi
atas dasar Pesanan.................................................................... 11
3. Produksi
untuk Pasar............................................................................... 12
BAB
III PENUTUP........................................................................................................ 13
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 13
B. Saran.................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka................................................................................................................. 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Suatu perusahaan didirikan tentunya disertai dengan harapan bahwa kelak di kemudian hari akan mengalami perkembangan yang
pesat. Apa pun lingkup usaha yang dikelola dari perusahaan tersebut serta bagaimana pun bentuk dari perusahaan itu didirikan. Harapan yang cerah di
kemudian hari merupakan salah satu dasar mengambil tindakan-tindakan yang
dianggap diperlukan sekarang. Dalam pembuatan usaha baru,
perusahaan-perusahaan ini mempunyai beberapa kesulitan dalam melaksanakan kegiatan operasinya, sehingga dalam perusahaan tersebut akan sangat menghambat dalam pengembangannya.
Mendirikan suatu perusahaan bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah. Namun demikian untuk memelihara dan mengembangkan perusahaan yang sudah didirikan tersebut merupakan suatu pekerjaan yang
jauhlebihberat, karena akan menyangkut berbagai macam masalah yang lebih banyak dan banyaknya tantangan untuk mempertahankan konsistensi perusahaan tersebut karena masalah yang datang akan datang silih berganti. Persoalan akan selalu muncul baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan tersebut. Untuk mempertahankan perusahaan tersebut berjalan dengan konsisten, maka perusahaan tersebut sebaiknya tidak lari atau menghindar dari tiap masalah yang menimpa perusahaan tersebut. Perusahaan
harus bisa menyelesaikan tiap-tiap masalah yang dihadapi oleh perusahan tersebut tidak menghindari masalah apalagi harus lari karena apabila perusahaan melakukan seperti itu maka akan berakibat fatal bagi perusahaan tersebut. Akibat yang
fatal yang dimaksud adalah menumpuknya masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut yang hingga pada akhirnya perusahaan tersebut tidak dapat lagi menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi oleh perusahaan. Ketika masalah dalam perusahaan sudah tak dapat diatasi maka perusahaan tersebut akan menunggu waktu kebangkrutan atau penutupan dar iperusahaan itu sendiri karena tidak mampu menyelesaikan masalah-masalah yang
telah di hadapi perusahaan tersebut.
B.Tinjauan
Pustaka
Makalah yang berjudul “Kerupuk pada Suka”
ini dibuat dengan metode studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu
suatu metode dengan membaca dan menelaah pustaka serta realita dalam masalah
yang dikaji yaitu tentang Sistem Produksi pada usaha mikro yang di jalankan
oleh suatu perusahaan.
C.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah tersebut,
masalah-masalah
yang dibahas dapat berdasarkan sebagai berikut :
Ø Bagaimana perkembangan perencanaan sistem produksi
pada usaha mikro “
Kerupuk
pada Suka”
Ø Bagaimana sistem pengendalian produksinya
Ø Bagaimana sistem informasi produksinya serta bagaimana
proses manajemennya yang dikelola pada usaha mikro “ Kerupuk pada Suka”
BAB II
PEMBAHASAN
A.PERENCANAAN SISTEM PRODUKSI
Mendirikan sebuah usaha
bukan merupakan perkara yang mudah. Namun menjaga dan memelihara usaha yang
kita dirikan jauh lebih berat daripada mendirikannya. Hal tersebut dikarenakan
menyangkut segala macam masalah yang lebih banyak dan lebih rumit serta
tantangan yang akan muncul secara silih berganti. Tantangan tersebut tidak
hanya muncul dari dalam perusahaan itu sendiri melainkan juga dari luar
perusahaan. Untuk mempertahankan kelangsungan usaha yang kita dirikan tersebut
segala persoalan dan tantangan yang muncul harus diselesaikan dengan dan sebaik
mungkin.
Sistem merupakan suatu
rangkaian dari beberapa elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang
antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan sistem
produksi merupakan gabungan dari beberapa unit atau elemen yang saling
berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi. Dan
beberapa elemen tersebut antara lain adalah produk perusahaan, lokasi pabrik,
letak fasilitas produksi, lingkungan kerja dari para karyawan serta standar
produksi yang digunakan dalam perusahaan tersebut.
1.
Perencanaan
Produk
Dalam
membuat usaha pasti akan memproduksi sesuatu atau ada yang dihasilkan. Dan
sebelum produksi berjalan maka rencana produksi harus dipikirkan dengan matang,
karena tidak mungkin membuat atau mendirikan usaha jika tidak mengetahui produk
apa yang akan diproduksi oleh perusahaan.
Usaha
yang rencananya akan diproduksi adalah produksi kerupuk. Kerupuk ini pun harus
mempunyai nama, merk, atau brand sehingga kerupuk ini menjadi produk yang
mempunyai keunggulan dan kwalitas yang bagus.
Usaha mikro“Kerupuk pada Suka”
ini merencanakan produknya dengan mempertimbangkan dan melihat peluang bisnis
yang ada di Kalimantan Selatan, karena para konsumen yang ada di Kalimantan
Selatan lebih suka makan ditemani dengan kerupuk. Maka dari itu pemilik dari
usaha mikro “Kerupuk pada Suka” membuka usaha ini. Dan usaha ini
merupakan usaha turun menurun keluarga yang awalnya di keluti oleh Kakek Sang
Pemilik usaha mikro.
2. Perencanaan
Lokasi Usaha atau Pabrik
Tempat
dimana proses produksi dijalankan ini seharusnya direncanakan dengan sebaik
mungkin, karena kesalahan dalam peilihan lokasi usaha akan menimbulkan kerugian
bagi usaha yang kita kelola. Pemilihan lokasi usaha harus menunjang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menunjang
potensi untuk mendapatkan laba yang besar.
Lokasi
usaha “Kerupuk pada
Suka” ini berlokasi di rumah pemilik usaha itu sendiri
yaitu di Jalan Belitung Barat Gang Abadi RT.10 NO.38.
Dan
tak perlu biaya yang berlebihan untuk menjual hasil
produksi dikarenakan faktor tempat usaha yang ada disekitar masyarakat, karena masyarakat
bisa langsung membelinya atau membelinya melalui pedagang-pedagang kecil yang
dititipkan oleh sang pemilik untuk menjualkan kerupuk itu.
3.
Perencanaan
Letak Fasilitas Produksi
Perencanaan
fasilitas produksi seperti mesin, bahan baku dan lain-lainnya merupakan hal
yang berpengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas dalam sebuah usaha,
baik itu usaha kecil ataupun usaha tersebut berskala besar. Perencanaan leta
fasilitas produksi yang teratur serta memenuhi persyaratan teknis yang baik dan
sesuai prosedur akan menunjang tingkat efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
proses produksi dalam sebuah usaha yang bersangkutan.
Penataan
letak fasilitas produksi “Kerupuk pada
Suka” sangatlah diperhatikan, karena letak
usaha yang berada dalam lingkungan masyarakat dari itu letak fasilitas produksi
sangat diperhatikan.
Agar
tidak terjadinya gangguan dari luar dan masyarakat yang berada disekitar tempat
usaha juga tidak terganggu maka dilakukan peredaman suara agar tingkat
kebisingan dilingkungan tidak meningkat. Warga nyaman dengan keberadaan usaha
tersebut dan pelaku usaha juga nyaman melakukan usahanya.
4. Perencanaan
Lingkungan Kerja
Dalam
setiap rencana pastilah rencana itu yang baik tak ada rencana yang buruk
apalagi masalah kerjaan. Dalam merencanakan lingkungan kerja pun pasti
menginginkan lingkungan kerja yang baik, sehat, menyenangkan dan tidak cepat
bosan, agar setiap karyawan bisa bekerja dengan nyaman dan tidak terganggu
dengan hal-hal diluar pekerjaan tersebut.
Didalam
produksi “Kerupuk pada
Suka” lingkungan kerjanya hampir memenuhi dari semua yang
diharapkankan baik antar karyawan maupun dengan sang pemilik usaha kerupuk ini.
Lingkungan kerja yang harmonis, nyaman, tidak membuat karyawan jenuh dan
semakin betah untuk bekerja. Fasilitas pun sudah dilengkapi dari yang tadinya
tidak ada kini sudah diadakan. Kebersihan dari fasilitas itupun terjaga dengan
baik hingga higenis. Dari fasilitas inilah karyawan bisa bekerja dengan nyaman
dan santai.
5.
Perencanaan Standar Produksi
Standar
produksi merupakan pedoman yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan proses
produksi. Standar produksi memberikan data sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan-keputusan dalam berproduksi. Selain itu, standar produksi memberikan
manfaat terhadap berbagai macam penghematan dalam proses produksi.
Dalam “Kerupuk pada
Suka” standar produksi sudah dilakukan seperti pada
kenyaman atau rasa kerupuk yang tidak pernah diubah walaupun harga bahan baku
mengalami kenaikan rasa pada kerupuk pada suka ini tetap tidak berubah yang
berubah cuma dari bentunya saja yang lebih kecil. Hal itu dilakukan untuk harga
tetap tidak berubah walaupun harga bahan baku naik. Dan meskipun
usaha ini termasuk dalam golongan usaha mikro tetapi ini tidak menjadi hambatan
usaha ini memakai
standar produksi.
B. SISTEM PENGENDALIAN PRODUKSI
Dalam sistem
pengendalian produksi ini ada beberapa hal yang perlu dibicarakan yaitu seperti
masalah pengendalian proses produksi, pengendalian bahan baku, pengendalian
tenaga kerja, pengendalian biaya produksi, pengendalian kualitas serta
pemeliharaan. Semua hal tersebut sangat mempengaruhi sistem pengendalian pada
sebuah usaha untuk memajukan usaha yang dikelolanya.
1. Pengendalian
Proses Produksi
Dalam
pengendalian proses produksi ini menyangkut beberapa masalah tentang perencanaan dan
pengawasan dari proses produksi dalam sebuah usaha atau perusahaan.
Dalam usaha mikro “Kerupuk pada
Suka” ini yang akan diproduksikan adalah kerupuk. Dan
kerupuk yang di produksinya pun ada beberapa macam seperti :
·
kerupuk acan
·
kerupuk semprong
·
kerupuk makroni
·
kerupuk pilus
·
kerupuk putih besar
·
kerupuk putih
atau orange kecil
Pembuatan kerupuk disini usahanya masih secara tradisional dan dibantu
dengan karyawannya dalam proses pembuatannya. Usaha ini memproduksi sebanyak ±
1.000 bungkus setiap harinya untuk memenuhi penjualan dan untuk kepada para
pedagang keliling yang tiap harinya dititipkan sang pemilik kerupuk untuk dijual lagi ke konsumen.
Proses
produksi “Kerupuk pada
Suka” ini dimulai dengan
pengadonan bahan baku kemudian diteruskan dengan mengolah bahan baku dengan menggunakan alat tradisional dan sedikit masih
memakai bantuan karyawannya dan diakhiri dengan proses pembungkusan dan
pemberian label nama kerupuknya. Dan semua kegiatan produksi itu dimulai pada
pukul 08.00 - 16.00 WITA.
Disini kami akan memberikan salah satu cara pembuatan kerupuk beserta gambarnya,
kerupuk yang kami ambil yaitu kerupuk putih atau orange kecil :
Pertama-tama
pembuatan kerupuk dimulai dari pengadonan bahan, tepung tapioca dicampurkan
bumbu-bumbu seperti bawang putih, minyak ikan, garam, perenyah dan pewarna
makanan,
Ini adonan
yang tepungnya yang sudah dicampurkan dengan bahan seperti diatas.
Lalu adonan
tersebut dibentuk menjadi berbentuk jarring.
Kemudian adonan yang sudah terbentuk jaring itu
dimasukkan dalam tabung dan dikukus ± 10 menit saja.
Setelah itu dilakukan pencemuran untuk menghilangkan kadar air dan untuk kerupuk akan menggembang bila di goreng.
Dan proses
terakhir dilakukan penggorengan dan pembungkusan kerupuk itu sendiri.
2.
Pengendalian Bahan Baku
Bahan
Baku merupakan unsur yang paling penting dalam proses produksi bagi suatu
usaha. Tidak adanya bahan baku dapat menimbulkan terhentinya proses produksi
sebuah usaha. Oleh karena itu, dalam suatu perusahaan atau jenis usaha
pengendalian bahan baku merupakan hal yang penting agar usaha yang dijalankan
tidak terhenti akibat kurangnya persediaan bahan baku.
Dalam usaha “Kerupuk pada
Suka” ini pemilik terjun langsung dalam pembelian bahan
baku dan plastik pembungkusnya. Pembelian bahan baku biasanya dilakukan 3 hari
sekali atau 4 hari sekali tergantung
besarnya produksi. Namun apabila laba yang dihasilkan cukup besar maka
pembelian bahan baku biasanya dilakukan dalam jumlah yang banyak untuk
persediaan selama 1 minggu.
Selama
dalam usaha
pembuatan “Kerupuk pada
Suka” ini berproduksi, tidak pernah mengalami
kendala yang berat yang diakibatkan
oleh kekurangan persedian bahan baku. Hal itu disebabkan oleh persediaan yang cukup dan sistem pengendalian bahan
baku yang cukup baik dilakukan oleh pemilik usaha agar usaha yang mereka
dirikan tetap berjalan walaupun banyak persaingan bisnis yang dihadapi oleh usaha mikro “Kerupuk pada Suka”.
3. Pengendalian
Tenaga Kerja
Tenaga
kerja sangat penting dalam kegiatan produksi, dan tenaga kerja langsung yang
produktif akan membantu seluruh jalannya kegiatan perusahaan sehingga semua
kegiatan usaha itu berjalan dengan baik dan efektif serta akan memberikan
keuntungan tambahan bagi usaha itu sendiri.
Dalam
pelaksanaan kegiatan produksi “Kerupuk pada
Suka” ini lumayan banyak karyawan yang terlibat dalam
pembuatan kerupuk. Usaha ini melibatkan 18 orang karyawan yakni
pemilik usaha itu sendiri, anak dan isteri
dari pemilik usaha serta di bantu
15 orang karyawannya. Dan karyawannya itu dibagi atas dua kerjaan, untuk menggoreng ada 5
orang dan untuk menggemas atau pembungkusan ada 10 orang. Dan jika setiap karyawan bisa
menggemas 1.000 kemasan dalam waktu yang telah ditentukan sang pemilik, maka
akan mendapatkan gajih tambahan Rp 100.000,-.
Jadi dalam usaha ini ada sistem
pengendalian tenaga kerja yang baik dari pemilik usaha tersebut.
4. Pengendalian
Biaya Produksi
Biaya merupakan faktor yang sangat
penting untuk direncanakan dan
dikendalikan sebaik-baiknya karena jika sebuah usaha salah
dalam menentukan harga maka akan berakibat pada kelangsungan usaha mereka
tersebut.
Tingginya biaya produksi yang di
keluarkan oleh suatu usaha akan mengakibatkan tingginya harga harga pokok
penjualan produk tersebut, sehingga akan mempersulit mementukan harga jual yang
sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan dan tidak terlalu tinggi bagi pembeli “Kerupuk pada
Suka” ini.
Usaha “Kerupuk pada
Suka” ini modal
berproduksinya dalam 1 bulan Rp
1.000.000,-.Dan dalam usaha “Kerupuk pada
Suka” ini pengendalian sangat dipertimbangkan secara
matang untuk kelangsungan usaha ini berjalan lama dan agar para pembeli atau
pelanggan tidak berpindah hati untuk membeli kerupuk lain kepada
produksi-produksi lainnya.
5. Pengendalian
Kualitas
Menjaga kualitas produk sangat penting
bagi sebuah usaha untuk meningkatkan atau bahkan mempertahankan kelangsungan
sebuah usaha yang mereka dirikan. Memproduksi
produk tanpa mengamati dan mempertahankan kualitas hasil produksi yang menjadi
standar dalam usaha mereka, maka akan berakibat pada kelangsungan usaha mereka
itu sendiri di masa yang akan datang.
Disamping dengan akan bermunculannya
usaha-usaha sejenis yang mungkin menawarkan kualitas produk yang lebih baik. Maka usaha “Kerupuk pada Suka” ini sangat memperhatikan pengendalian
kualitas kerupuk, produksi kerupuk ini dari dulu tidak berubah mungkin
yang hanya berubah hanya dalam kemasannya atau bungkusnya agar hasilnya
produksinya memuaskan sehingga tingkat kepercayaan konsumen pada produk kerupuk
ini sangat bagus atau tinggi dan tingkat penjualannya menjadi tinggi dan
pembeli akhirnya tidak berpindah hati pada produksi-produksi kerupuk lainnya.
Usaha ini menetapkan harga
yang cukup terjangkau oleh para konsumennya yakni Rp 1.000,- untuk kerupuk
acan, kerupuk semprong, kerupuk makroni, kerupuk pilus, Rp 5.000,- untuk
kerupuk putih besar dan Rp 2500,- untuk
kerupuk putih kecil. Dan dengan penentuan harga jual produk
tersebut pemilik usaha ini dapat mempertahankan usahanya selama delapan tahun tanpa kendala
yang sangat mempengaruhi usaha
ini.
6. Pemeliharaan
Dalam
sebuah usaha atau proses produksi, pemeliharaan merupakan hal yang penting dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan produksi. Penggunaan
fasilitas produksi yang terlalu sering, jika tidak di dukung dengan sistem
pemeliharaan yang baik akan mengkibatkan kerusakan atau kendala teknis pada
fasilitas produksi tersebut.
Dan
jika terjadi kerusakan pada fasilitas produksi yang ada pada usaha yang kita
kelola maka akan mengganggu jalannya kegiatan produksi. Dan sebaliknya jika
fasilitas produksi yang ada
dikelola dan dipelihara dengan baik dan teratur maka akan menunjang pula pada
kelancaran jalannya kegiatan produksi.
Dalam usaha
“Kerupuk pada
Suka ” ini sistem pemeliharaan cukup bagus, karena ada
pemeliharaan khusus terhadap fasilitas produksinya secara teratur dan pemeliharaan terhadap alat-alat
yang digunakan selalu dibersihkan setelah pemakaian dalam pembuatan kerupuk
itu.
C. SISTEM
INFORMASI PRODUKSI
Dalam
kegiatan produksi sebuah usaha, semua kegiatan perusahaan tersebut merupakan
kegiatan yang saling berhubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.
Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan ini akan semakin baik
apabila didukung dengan sarana dan system informasi yang memadai, sehingga
kesulitan dari salah satu bagian dalam perusahaan akan dapat segera diketahui
oleh bagian yang lain, sehingga dapat diadakan usaha yang lebih dini untuk
mengatasi kesulitan akan timbul akibat adanya gangguan pelaksanaan dari salah
satu bagian dalam perusahaan tersebut.
1.
Struktur Organisasi
2.
Produksi atas
dasar Pesanan
Berproduksi atas dasar pesanan ini
dilakukan berdasarkan pesanan yang masuk dari pelanggan. Semua informasi dari
pesanan yang masuk sampai dengan pelaksanaan produksi dalam usaha ini diatur dengan
sistem yang tepat,
sehingga semua bagian yang terlibat dengan pesanan tersebut dapat diketahui
dengan pasti dan tepat serta dalam waktu yang cepat pula.
Dalam usaha Mikro “Kerupuk pada
Suka” ini pemilik usaha
menerapkan sistem
produksi atas dasar pesanan dengan contoh
sebagai berikut :
Pembeli
atau Konsumen memesan kerupuk
via telephone atau datang langsung ke lokasi
atau tempat pembuatan kerupuk, kemudian karyawan
yang ada akan mencatat jumlah pesanan.
Kemudian dilanjutkan dengan proses pengolahan kerupuk. Dan setelah kerupuk yang diolah telah selesai, kerupuk tersebut akan diantar
kepada pemesan atau akan di ambil sendiri oleh pemesan tadi sesuai dengan
kesepakatan antara pemesan dan karyawan pada saat proses pemesanan berlangsung.
3.
Produksi untuk Pasar
Pada
usaha mikro “Kerupuk pada Suka” ini, pemilik usaha juga menerapkan sistem produksi mengolah kerupuk
yaitu baik terdapat pesanan maupun tidak, pemilik usaha menetapkan akan tetap
melaksanakan proses produksinya. Penentuan pelaksanaan kegiatan produksi tidak
akan didasarkan pada pesanan melainkan akan ditentukan pada pertimbangan-pertimbangan
tertentu, misalnya kalau sewaktu-waktu ada pembeli yang membeli kerupuk dengan
jumlah yang banyak dengan mendadak, maka kerupuk itu sudah ada ditempat pembuatan
kerupuk milik Bapak Hidayattullah ini
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
penjelasan dan pembahasan materi yang telah disampaikan diatas dapat
disimpulkan bahwa Kerupuk pada
Suka sudah menjalankan manajemen operasionalnya dengan cukup baik, dengan melakukan beberapa
manajemen seperti perencanaan sistem
produksi, sistem
pengendalian produksi dan sitem
informasi produksi yang baik pula.
Usaha
mikro “Kerupuk pada
Suka” ini juga menjual kepada para konsumennya dengan
harga terjangkau yang bisa dibeli dari golongan masyarakat apapun. Usaha “Kerupuk pada
Suka ” ini telah menjalankan
usahanya selama Delapan
tahun tanpa mengalami kendala yang sangat berarti. Baik dari segi pesaing
maupun kendala dari lingkungan disekitar lokasi produksi itu berdiri.
B. SARAN
Di
era persaingan bisnis yang sangat cepat
akhir-akhir ini Usaha “Kerupuk pada
Suka” ini
sangat perlu menjaga kualitas mutu dan standar produksinya
dengan baik agar pelanggan
atau konsumen produk “Kerupuk pada
Suka” ini tidak berpindah ke tempat produksi
lainnya. Supaya usaha ini tetap bertahan dan terus memajukan
usahanya walaupun banyak pesaing-pesaing lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
·
Manajemen Operasional 1
·
Pemilik Usaha Mikro “Kerupuk pada
Suka”
Langganan:
Postingan (Atom)